Rabu, 10 Agustus 2011

Pendahuluan

MENYELAMI AGAMA ISLAM(1)
(OLEH: SURAHMAN)

PENDAHULUAN

Kehidupan di dunia pada dasarnya hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tidak tahu untuk apa ia diciptakan Allah dan menjalani kehidupan di dunia ini.
Kalau kita melihat besarnya kekuasaan Allah, niscaya kita akan segera mengucapkan “Allahu Akbar”, “Subhanallah”. Allah menciptakan langit tanpa tiang serta semua bintang yang menghiasinya dan Allah turunkan darinya air hujan dan tumbuh dengannya segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas, segala jenis makhluk bertempat tinggal di atasnya, berbagai kenikmatan dikandungnya dan setiap orang dengan mudah bepergian ke mana yang dia inginkan.
Binatang ada dengan berbagai jenis, bentuk, dan warnanya. Tumbuh-tumbuhan dengan segala jenisnya dan buah-buahan dengan segala rasa dan warnanya. Laut yang sangat luas dan segala rizki yang ada di dalamnya semuanya mengingatkan kita kepada kebesaran Allah dan ke-Mahaagungan-Nya.
Kita meyakini bahwa Allah menciptakan semuanya itu memiliki tujuan dan tidak sia-sia. Maka dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tidak sia-sia, dalam arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yang mungkin berbeda dengan yang lain. Allah berfirman:
Maka apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al Mu’minun: 115)
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ( tanpa pertanggungjawaban)?” (Al Qiyamah: 36)
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah”.(Shad: 27)
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” (Ad Dukhan: 38)
Dari ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dan yang ada di langit serta apa yang ada di antara keduanya tidak ada yang sia-sia. Lalu untuk siapakah semuanya itu?
Mari kita melihat keterangan Allah di dalam Al Qur’an:
Dialah yang telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untuk kalian, karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.” (Al Baqarah: 22)
Dia Allah yang telah menjadikan segala apa yang di bumi untuk kalian.” (Al Baqarah: 29)
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap, lalu membentuk kalian, membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yang baik-baik yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam.” (Al Mu’min: 64)
Ibnu Katsir dalam tafsir beliau (1/60) mengatakan: “Allah mengeluarkan bagi mereka (dengan air hujan tersebut) segala macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yang telah disebutkan di banyak tempat di dalam Al Qur’an.”
As-Sa’di mengatakan di dalam tafsir beliau hal. 30: ”Allah menciptakan segala apa yang ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa mengambil manfaat darinya, bersenang-senang dan bisa menggali apa yang ada padanya. (Kemudian beliau mengatakan) dan Allah menciptakan semuanya agar manfaatnya kembali kepada kita.
Sungguh sangat jelas bahwa semua apa yang ada di langit dan di bumi dipersiapkan untuk manusia seluruhnya. Maha Dermawan Allah terhadap hamba-Nya dan Maha Luas rahmat-Nya.
Dari keterangan di atas berarti manusia diciptakan oleh Allah dengan dipersiapkan baginya segala kenikmatan, tentu memiliki tujuan yang agung dan mulia. Lalu untuk apakah tujuan mereka diciptakan?


BAB. XIV Penutup

Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT, sehingga kita perlu beragama agar dapat mengetahui siapa Tuhan kita yang menghidupkan dan mematikan kita dan hidup kembali sesudah mati. Bagaimana kita mengenal Tuhan tanpa seorang utusan? Allah mengutus seorang nabi sekaligus Rasul untuk membimbing manusia keagama yang di ridhai, Muhammad SAW adalah nabi untuk ummat islam. Dialah nabi yang terakhir yang pernah ada di dunia ini untuk menutup nabi sehingga agama islam merupakan agama penutup yang telah menyempurnakan semua agama yang turun dari langit(agama wahyu). Rasulullah SAW mengajarkan ummatnya agar masuk islam dengan keseluruhan jiwa dan raganya. Masuk islam tidaklah sulit cukup dengan membaca dua kalimat syahadat yang disaksikan oleh orang islam lainnya dan melaksanakan semua perintah dan menjahui larangan-Nya maka jadilah islam sejati. Dengan mengikuti semua pokok-pokok agama islam itu dengan ikhlas semata karena Allah maka dijamin masuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat.
Al-Quran merupakan wahyu dari Allah disampaikan kepada nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril sebagai pedoman ummat islam dalam menjalankan syariat agamaNya, dan Hadis merupakan sabda Nabi Muhammad untuk menjelaskan wahyu Allah yang kurang jelas bagi sahabat nabi pada waktu itu, juga segala ucapan, dan diamnya Rasulullah saat sahabat Nabi  bertanya  merupakan ketetapan hukum mengenai syariat agama. Rahakyu(ihtijhad) merupakan pendapat sahabat yang merupakan sumber yang ke-3(tiga) untuk menetapkan hukum dibagian muamalah namun bukan pada pokok yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al-Quran. Dalam islam ada lima hokum yang telah pasti adanya(al-ahkam al-hamzah) yaitu; mubah(asal dari segala hukum), makruh(kurang nilai pahalanya),haram(jika dilakukan maka dianggap berdosa),halal(boleh dilakukan)wajib(harus dilakukan jika tidak maka kita berdosa)
Kita wajib mengetahui tentang hukum-hukum yang di syariatkan maka perlu kita berilmu tentang agama, Sehingga kita tidak asal beribadah yang mengakibatkan kita sia-sia melaksanakannya tanpa pahala yang dipastikan adanya kepada kita.
Ilmu adalah ruhnya agama, jika tidak berilmu maka ibaratnya jazad yang telah di tinggal rohnya.
Islam mewajibkan kita untuk berpasa untuk mengajarkan kita keseimbangan, kesabaran,menggunakan pikiran dengan jernih. Sehingga IQ,EQ,SQ seimbang. Orang yang berilmu lebih utama dari pada tidak berilmu, orang yang egois tak akan mampu bertahan dengan keegoisannya sehingga apa yang didapatkan akan sirna, orang yang tertutup dengan masyrakat dan lingkungannya maka tidak akan mendapatkan kelengkapan kebutuhannya kecuali apa adanya. Islam mengajarkan beriktiar lalu bersabar dengan keyakinan yang teguh beserta ilmu yang dimilikinya dan hubungan silahturrahmi sesama ummat maka apa yang di yang diinginkan akan selalu di Ridhai oleh Sang Maha Pemberi.      
Rasulullah tidak pernah mengajarkan untuk memusuhi ummat lain bahkan mengutamakan tetangganya yang bukan islam dengan memberikan makanan yang paling baik untuknya, Rasulullah tidak pernah menyerang terhadap musuhnya jika tidak dahulu musuhnya yang memulai. Tapi Rasulullah selalu tegas terhadap kaum kafir yang selalu membuat perkara terhadap ummat islam.


daftar pustaka:

pesantrenkilat-pesantrenkilat.blogspot.com
irninurfitri.blogspot.com
syiarislam.wordpress.com

syafii.wordpress.com
yudhim.blogspot.com
http://draftmuslim.wordpress.com
aqidahislam.wordpress.com
immsi.webs.com
http://kubahkuning.blogspot.com/
http://organisasi.org/isi
http://opi.110mb.com/haditsweb/ 
http://materitarbiyah.wordpress.com/
fdp on google search.
UST.ZULKIFLI(DOSEN UNTAN PONTIANAK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar